Berbadan besar dan bermuka garang lalu ditakuti banyak orang bukan berarti ditakuti oleh makhluk halus. Contohnya adalah aku, walaupun aku pemberani ditambah dengan reputasiku yang membuat orang segan kepadaku itu bukan jadi sebuah jaminan untuk didatangi oleh sebuah makhluk halus. Seperti sebuah pengalaman yang aku alami beberapa tahun yang lalu. Ketika aku masih kost di jalan Sangkuriang, Cisitu, Bandung.
Aku masih ingat ketika itu aku masih sering pulang malam dari kampusku, yang terletak di jalan ganesha. Sebenarnya kegiatan kuliahku hanya sampai sore hari namun setelah kuliah selesai aku tidak langsung pulang, biasanya aku berkumpul dulu dengan teman-temanku di himpunan. Karena waktu itu aku sering berpikir kalau manusia tidak ada yang berani macam-macam padaku apalagi hantu. Jadi aku biasa aja kalau harus pulang malam, ceritanya dimulai pada sore hari yang panjang di kampus.
Hari itu, setelah selesai kuliah aku menemui teman-temanku di himpunan dan seperti biasa malam itu aku habiskan dengan bercanda dan mengobrol bersama teman-temanku. Sampai akhirnya hanya tinggal aku dan beberapa temanku di himpunan. Aku mengajak tiga orang temanku yang lain untuk bersamaku malam itu, namun satu persatu temanku pulang. Hingga aku pun ikut pulang juga, ngapain juga sendirian di himpunan.
Jam menunjukan 12.30 malam, suasana kampus sudah sangat sepi bahkan aku adalah orang yang terakhir pulang. Setelah mengunci pintu himpunan, aku pun bergegas mencari motorku yang terparkir di depan kampus. Langkah kaki pun mulai berjalan menyusuri koridor-koridor gelap dan kosong. Kalau siang koridor ini sangat ramai oleh mahasiswa, tapi jika malam begini sudah kosong dan sepi seperti kuburan.
Angin dingin menembus jaketku sehingga aku bisa merasakan rasa dingin yang menusuk. Tapi sesampai di parkiran aku mendadak lupa memarkirkan motorku di sebelah mana dan kemudian bulu kuduk mulai berdiri. Aku melihat ke sekitar, padahal malam itu hanya ada beberapa motor yang terparkir disitu. Pohon-pohon besar di parkiran itu seolah menakuti. Setelah hampir 15 menit aku mencari motorku itu tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah motor merah yang terparkir tepat disebuah pohon besar.
Nah, motorku kenapa terparkir disitu lalu aku pun berjalan ke arah motorku. Di bawah pohon itu dan tiba-tiba ketika aku sudah hampir dekat dengan motorku. Aku mendengar bunyi seperti orang berjalan, seperti ada seseorang yang berjalan di belakangku. Secara spontan aku mengalihkan pandanganku ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa. Hanya lapangan kosong dan gelap serta pohon-pohon besar yang bergerak pelan karena tertiup angin.
Entah kenapa malam itu aku tidak enak hati, ketika aku sedang memanaskan motorku yang terparkir. Tiba-tiba saja sebuah batu kecil mendarat di kepalaku. Seperti ada yang melemparnya ke arahku, namun keberanianku mengalahkan rasa takutku. Sekali lagi aku tidak percaya hal gaib, aku menggunakan helm dan kali ini batu kecil itu menghantam helm ku. Dan tiga kali berturut-turut aku dilempari batu, jelas ini ada yang iseng. Aku lalu berteriak sambil membalikan badanku.
“Woi, siapa yang lempari nih pakai batu. sini jangan sembunyi lu”. Aku masih melihat kanan kiri dan setelah beberapa menit aku berdiri tidak tampak seorang pun ditempat parkir itu. Aku melirik ke arah pos satpam, tidak mungkin karena jarak pos satpam disitu cukup jauh dariku. Aku pun menghiraukannya dan menaiki motorku keluar kampus dan ketika aku melewati pos satpam.
Nampak seorang satpam yang sedang berjaga disitu dan satpam itu tampak aneh melihatku, mukanya seperti ketakutan melihatku tapi itu sih sudah biasa karena tidak ada yang berani sama aku disini. Satpam itu meminta karcis yang aku ambil tadi pagi dan aku bertanya. “Pak, kenapa bapak lihatnya begitu sih ke arah saya?”.
Setengah ngotot aku melihat bapak satpam itu, tangan satpam itu bergetar. Ketika aku ambil karcis dan memberikannya, satpam itu menggeleng ketakutan dan mempersilahkan keluar. Aku kini sudah keluar dari kampusku dan mulai berjalan menyusuri jalan taman sari yang sepi dan gelap. Tapi, perasaanku tidak enak kali ini. Aku terus menyusuri jalan taman sari dan sesekali aku mencium bau yang aneh.
Bau itu sangat menyengat hidungku, seperti bau bangkai busuk. Pandangan aku arahkan lurus kedepan mencoba untuk bersikap wajar. Tapi tiba-tiba lama kelamaan aku mendengar, suara tawa kecil dan itu terdengar jelas ditelingaku. Namun suara itu terdengar sangat pelan, aku terdiam sejenak. Motorku masih melaju dan suasana sepi di jalan taman sari itu berubah menjadi mencekam. Aku mencoba meneruskan perjalananku dan tiba-tiba suara tawa itu muncul lagi. kemudian, suaranya terdengar lebih jelas.
Aku mulai curiga ini pasti bukan manusia, aku memarkirkan motorku di jalan taman sari yang gelap. Untuk memastikan semuanya lalu mematikan mesin motor dan melihat ke arah belakang. Ke arah depan namun tidak ada siapa-siapa. Dan ketika aku akan menyalakan motorku, tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan sesuatu yang berwarna putih. Seperti ada seseorang yang sedang duduk di belakang motorku tapi ketika aku melihat ke belakang masih tidak ada siapa-siapa dan ketika aku lihat lagi ke arah depan astaga badanku terperanjat kaget.
Kini didepanku berdiri sesosok wanita berambut acak-acakan dan memakai gaun putih dengan muka yang berdarah. Matanya merah menyala sebesar telur beradu tatapan denganku, aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku belum pernah melihat yang seperti ini, mulutnya menyeringai dengan kepala yang lemas terjuntai seperti hampir lepas.
Aku tidak bisa berkata apa-apa, mulutku menganga lebar dan wanita itu mulai tertawa cekikikan tidak jauh. Aku mulai bisa merasakan keringat dingin dan dengan terbata-bata aku mulai mencoba bertanya apa tujuan makhluk halus itu menghadangku. Perempuan itu hanya tersenyum sambil mengeluarkan suara anehnya seperti suara gulungan kaset yang rusak diselingi suara cekikikan yang membuat telingaku pengap.
Perempuan itu berdiri terdiam lalu melayang dan menghilang. Badanku lemas, aku mengumpulkan tenaga dan menyalakan kembali motorku. Sampai di kost aku lalu mengambil air wudhu dan solat. Aku berdoa semoga hal itu tidak terjadi lagi kepadaku dan semoga arwah wanita itu tenang, dan tidak mengganggu.
Setelah itu aku pun tidur, dan didalam tidurku. Aku mimpi melihat wanita itu dalam rupa yang sempurna. Dia duduk dibawah pohon itu sambil menangis, esok harinya ketika aku hendak parkir. Aku bertanya pada satpam dan dia bilang kalau malam itu, dia melihat aku sedang membonceng kuntilanak. Dia juga sering melihatnya ketika sedang berjaga malam.