Kisah ini tak akan pernah aku lupakan tentang bertemu dengan sosok hantu wanita penunggang kereta kuda. Oma dan Opa ku tinggal di bandung, mereka mempunyai sebuah rumah peninggalan zaman belanda di daerah dago lebih tepatnya terletak di jalan surya kencana dibelakang sebuah rumah sakit ternama yang ada di bandung. Ketika weekend aku pun ke rumah oma dan opa ku, aku merasa hari itu jalan surya kencana sangat sepi. Aku melihat ke ujung jalan tampak berderet mobil yang parkir dan hanya beberapa kios yang buka, serta penjaga makanan cepat saji yang tidak terlalu ramai dikunjungi.
Lalu aku pun nongkrong ditempat biasa, hingga tidak terasa jam pun telah menunjukan pukul 12 malam jalanan sudah mulai sepi lalu aku pun bergegas pulang kerumah oma. Akhirnya aku tiba di rumah Oma, dan masuk ke pekarangannya lalu terpintas didalam otakku untuk duduk terlebih dahulu didepan teras rumah. Seketika aku terkejut ketika ada suara jatuh dihalaman rumah, dengan posisi masih duduk, aku melihat kanan kiri mencari dari mana asal suara tersebut.
Tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada sebuah benda panjang yang tergeletak didekat batu bekas air mancur oma yang sudah tidak terpakai, awalnya aku tidak memperdulikannya tapi lama-lama aku penasaran juga. Kemudian aku menghampiri benda tersebut, hah? Keris.. keris yang ada ditanganku berwarna coklat dan mempunyai ukiran naga pada gagangnya, lalu aku melangkah mendekat teras.
Sesaat kemudian terdengar suara rintihan kuda dan disusul bunyi gemerincing kereta kuda, langsung aku memperhatikan jalan surya kencana yang sudah cukup sepi dan suara kereta kuda tadi terasa semakin dekat, kereta kuda itu melintas didepanku. Tapi ada yang aneh kereta kuda itu berjalan tapi tanpa kuda. Dan satu hal yang membuat bulu kuduk aku merinding, aku melihat ada seorang perempuan lagi duduk di kereta kuda itu menggunakan baju hijau.
Aku terpaku dan badanku tidak bisa bergerak sama sekali, dan ketika melewati rumah sakit kereta kuda itu menghilang. Astaga, ketika aku membalikan badan ingin masuk kerumah, dan didepanku sekarang ada kereta kuda lalu perempuan itu melihatku sambil tertawa-tawa. Ya Tuhan! Matanya yang berwarna putih dan mulutnya yang sangat lebar serta giginya yang bertaring. Lidahnya menjulur dan terbelah dua seperti ular.
Perempuan itu sambil tertawa dan berkata “Kembalikan keris punya saya” lalu aku menjulurkan tanganku sambil gemetaran memberikan keris itu, dengan cepat perempuan itu mengambilnya dan kemudian kereta kuda itu melayang lalu menghilang. Keesokan paginya aku langsung pergi dari rumah opa dan oma setelah berpamitan tanpa menceritakan tentang kejadian tadi malam yang aku alami itu.