Belakangan ini memang susah untuk dapat pekerjaan yang layak. Inilah nasibku sekarang jadi seorang sopir taksi, walaupun bukan pekerjaan impian. Tapi aku tetap bersyukur punya pekerjaan di banding ribuan orang yang masih mengganggur. Hari ini penumpang sangat sepi untuk uang makan pun tidak ada, hingga sampailah pada malam itu. Aku mendapatkan order untuk menjemput penumpang di daerah Pajajaran Bandung.
Aku yang sedang berada di daerah pasteur langsung merespon permintaan itu dan menuju ke lokasi. Awalnya aku berencana untuk lewat jalan biasa, yang berarti arahnya harus memutar tapi akhirnya aku memutuskan untuk melewati jalan yang dibelakang bekas pabrik pesawat. Memang jalan itu relatif lebih sepi dan lebih gelap tapi aku memikirkan ketepatan waktu untuk menjemput penumpang. Jalan yang aku lewati agak berlubang jadi taksi yang aku bawa kupacu dalam kecepatan rendah karena kondisi jalan yang jelek dan tiba-tiba saja taksiku tersendak lalu mesin pun mati.
Sambil menahan kesal, aku langsung melapor lalu bilang kalau mobilku mogok. “Unit 13 kendaraan masuk, mobil mogok disekitar jalan husein menuju ke pajajaran. Tolong minta di back up! Ganti” Namun tidak ada jawaban apa-apa. Aku lihat jam memang sudah menunjukan jam 1 dini hari, biasanya susah menghubungi kantor jam segini. Akhirnya aku coba keluar untuk mendorong mobilku yang mogok ditengah jalan itu. Diluar udara sangat dingin dengan kabut tipis membuatku tidak begitu jelas dimana aku.
Sambil mendorong mobil aku menggerutu kesal, sambil aku melihat ke belakang berharap ada orang yang mau menolong atau setidaknya ada mobil yang melintas. Tapi nihil, semua yang kuharapkan itu tidak ada. Aku coba menjauhkan pikiran buruk itu, aku mulai masuk kedalam mobil dan mencoba menyalakan mobil. kali ini mobil benar-benar mogok, aku mencoba lagi menghubungi kantor pangkalan dengan radio.
“Unit 13 minta back up ganti, mobil mogok disekitar jalan husein menuju ke pajajaran. Tolong minta di back up! Ganti” lagi-lagi tidak ada jawaban. Tapi, aku coba menajamkan telingaku. Aku seperti mendengar sesuatu dari radio ini. Samar-samar ada suara dari radio panggilku ini, aku coba mendengarkan lebih fokus. Suara apa ini dan mendadak sekujur tubuhku merinding. Sempat tadi dari radio terdengar ada suara “minta tolong” jelas sekali aku mendengarnya.
Seseorang berteriak “minta tolong” aku mencoba keluar dari mobil ini. Kabut diluar terlalu tebal, aku memutuskan bertahan didalam mobil dan tiba-tiba. Astaga, dari sudut jendela mobil terlihat banyak tangan menempel dimobil taksi ini. Mereka menggoyangkan mobilku sambil berteriak-teriak minta tolong.
“Tolong kami…”
Aku tidak bisa berbuat apa-apa keringat dinginku mulai bercucuran. Aku mulai membaca doa-doa yang aku bisa sambil menutup mata dan telingaku. Sesaat kemudian aku pun merasakan tidak ada goyangan lagi di taksiku. Aku mulai membuka telingaku, perlahan kemudian aku mulai membuka mataku. Jantungku berdegup kencang, perlahan aku mulai membuka mataku dan Argh. Sebuah kepala tergeletak tepat di depan stir mobilku. matanya melotot, giginya menyeringai dan kepala itu hitam seperti hangus terbakar. Bibirnya terus berucap minta tolong.
“Tolooong.. toloooong”
Aku keluar dari mobil dan berlari sekencang-kencangnya hingga akhirnya aku sampai di sebuah pos penjagaan. Awalnya aku sempat dibentak dan dimarahi karena menurut aturan jam segini aku tidak boleh melewati jalan ini. Namun setelah aku ceritakan apa yang aku alami, akhirnya petugas itu pun mengerti. Mereka membawaku masuk ke pos dan memberiku teh hangat. Aku pun mulai tenang setelah itu aku diberitahu oleh petugas penjaga itu dia bilang kalau malam hari sebaiknya jangan pernah lewat sini.
Karena bukan saja tidak boleh tapi juga angker, beberapa petugas pun pernah mengalami. Mungkin karena bersinggungan dengan pemakaman umum dan juga ada beberapa bangunan tua yang masih asli, seperti hanggar tua dan juga gudang. Konon zaman dulu banyak korban peperangan yang meninggal disini, terbakar, tertembak, bahkan banyak juga diantaranya yang tidak sempurna dan mayatnya konon berada disekitar jalan itu hingga sekarang arwah penasaran korban yang mati disini masih sering meminta “Tolong” dan selalu bergentayangan.