Namaku jeri, aku seorang karyawan disebuah perusahaan swasta. Aku ingin menceritakan rentetan kejadian mistis yang pernah aku alami saat mengunjungi salah satu wisata air terjun atau lebih dikenal dengan curug. Aku ingin menceritakan tentang curug ini terlebih dahulu. Curug ini adalah tempat wisata alam air terjun, yang terletak diujung timur kota bandung. Curug ini memiliki 2 air terjun, mungkin sekitar 50 meter dan jaraknya juga tidak terlalu jauh antara satu dan lainnya.
Selain airnya jernih dan deras, pemandangannya juga bagus sehingga banyak orang yang datang tidak hanya dapat bermain dialiran air tapi juga menikmati pemandangannya. Saat itu, adalah hari sabtu sore. Aku terlebih dulu sudah berjanji mengajak pacarku untuk berakhir pekan dan memang sudah lama aku tidak mengajak pacarku pergi karena jadwal kerjaku yang padat.
Akhirnya baru pada hari sabtu itu, aku bisa mengajaknya jalan-jalan. Aku pun memutuskan mengajaknya berwisata ke curug itu namun karena satu dan lain hal kami baru sampai disana pada sore hari. Aku baru pertama kali pergi ke tempat itu. Aku mengira tempatnya akan ramai karena akhir pekan, tapi ternyata tempat wisata alam itu sepi.
Saat aku sudah memarkirkan motor, aku hanya melihat dua buah motor yang terparkir. Sebelum masuk dipintu gerbang kami diperingatkan oleh penjaganya, dia berkata agar kami tidak terlalu jauh perginya dan jangan terlalu lama karena tempatnya sudah mau tutup. Aku menganguk kepadanya sambil berjalan masuk, kami berjalan agak jauh sampai akhirnya melihat air terjun itu.
Begitu bunyi air terjun itu terdengar, kami langsung segera mencari asal bunyi suara itu dan tidak lama kami sudah di tempat air terjun itu. Kami cukup lama bermain di curug itu dan di sungainya, setelah bermain air pacarku mengajak untuk mendaki bukit yang ada diseberang sungai. Kami pun berjalan menaiki bukit itu melalui jalan setapak yang ada.
Kami mengelilingi bukit cukup lama dan tiba-tiba saat aku sadar matahari sudah hampir terbenam. Suasana sudah mulai gelap, di kiri dan kanan jalan setapak tidak ada lampu lalu ditambah lagi kami berada ditengah hutan. Aku baru ingat kata penjaga tadi, aku panik dan mungkin ini alasannya penjaga curug bilang seperti itu pada kami agar tidak terlalu jauh dan terlalu lama karena kondisi curug sekarang sudah mulai gelap gulita.
Aku mengajak pacarku untuk segera pulang, dia setuju dan kamipun berbalik arah lalu menuruni jalan setapak yang tadi kami lewati. Kami tidak sadar kalau tadi kami melewati sebuah pohon rindang yang besar. Maka disaat kami melihat pohon rindang itu, kami agak sedikit bingung jangan-jangan kita salah jalan. Tiba-tiba saat kami sudah melewati pohon rindang itu, aku terkaget dan hampir melompat lalu pacarku mencengkram tanganku dengan sangat keras.
Terdengar suara seperti geraman, suara itu terdengar sangat jelas dari belakang kami. Tepatnya dari pohon rindang yang baru saja kami lewati, seketika kami melihat ke belakang. Namun karena kondisi sangat gelap, kami tidak dapat melihat apa-apa dibelakang. Kami berdua terdiam mematung, aku menasehati pacarku untuk mencegahnya agar jangan lari. Karena bisa jadi itu suara binatang buas, seekor binatang buas akan langsung mengejar kita kalau panik dan lari. Suara geraman itu kembali lagi terdengar, kali ini nadanya lebih tinggi.
Sepertinya, pemilik suara itu marah dan penasaran aku lihat lagi ke arah pohon rindang itu lalu tiba-tiba tepat disebelah pohon itu muncul sesosok makhluk yang sangat mengerikan. Makhluk itu pendek, bungkuk dan hitam. Mukanya tidak jelas, dengan gigi taring menyeringai dan matanya yang merah telihat jelas melotot ke arah kami.
Bulu kuduk aku langsung berdiri, pacarku langsung berteriak kencang dan menangis sambil berlari. Aku pun akhirnya ikut berlari, kami berdua berlari sekencang mungkin sambil berteriak minta tolong. Aku memegang erat tangan pacarku sambil berlari keluar dari tempat itu. Hingga aku menyadari ada yang sesuatu yang aneh dengan pacarku.
Pacarku sudah tidak menangis lagi, sekarang dia malah menatap dingin ke arahku dan dia tertawa. Astaga jangan-jangan pacarku kesurupan, aku berhenti berlari dan menatap pacarku. Aku bingung harus melakukan apa, aku mencoba menyuruhnya untuk jalan dengan menarik tangannya. Tapi badannya mendadak keras seperti batu dan tangannya luar biasa dingin. Aku coba membaca ayat-ayat suci, namun pacarku itu malah tertawa makin geli.
“Ngapain sich gitu-gitu, gak usah kali kalau bacaan gitu doang mah”.
Aku tau persis kalau sebenarnya hantu yang ada didalam pacarku ini hanya membual saja, cara itu hanya usahanya untuk kita berhenti membaca ayat kursi. Dan untung ada seorang penjaga yang sepertinya tadi mendengar teriakanku. Dia berlari-lari ke arah kami sambil memegang senter, dan aku langsung menceritakan kepadanya kalau pacarku kesurupan.
Dia langsung memanggil teman-temannya dan pacarku mendadak pingsan. Aku bersama teman-temannya membawa pacarku keluar dari curug dan aku baru sadar ternyata hanya ada aku dan pacarku ditempat seluas ini. Tidak lama setelah pacarku dibawa ke pos penjaga, dia pun sadar. Dia berkata, kalau dia tidak ingat apa-apa. Aku menceritakan kepadanya kalau dia tadi kesurupan, dan dia langsung menangis.
Selesai bercerita, giliran penjaga curug yang angkat bicara, dia berkata kalau curug ini memang ada banyak penunggunya. Kami pun dinasehati, agar lain kali tidak sompral. Saat itu waktu menunjukan hampir jam 6 sore, dan kami pun memutuskan untuk pulang. Pacarku masih menangis, dan aku pun sambil mengendarai motor menenangkannya.
Namun, ketika aku pikir aku sudah aman ternyata kejadian itu terjadi lagi ketika kami belum jauh keluar dari daerah curug. Saat itu jalanan sepi dan kami belum memasuki daerah pemukiman, suara tangis pacarku masih terdengar. Aku merasa kasihan padanya karena harus mengalami kejadian tadi dan aku juga merasa tidak enak karena aku yang mengajaknya ke curug itu.
Tidak lama suara isak tangis pacarku tidak terdengar lagi tapi suara itu malah berubah menjadi suara cekikikan. Aku terkejut bukan kepalang, aku melihat ke belakang dan melihat pacarku menyeringai kepadaku sambil menggoyangkan kepalanya disertai cekikikan yang keras bahkan dia seperti melompat dari motor. Spontan aku membanting motor ke samping, lalu aku membaca doa-doa sambil berteriak dan kini pacarku semakin menjerit-jerit histeris.
Dan tiba-tiba badannya langsung terjatuh ke punggungku, sepertinya dia pingsan. Aku kembali menjalankan motorku dengan hati-hati sambil memegangi tangannya dari depan menjaganya agar dia tetap berpegangan. Untunglah setelah keluar dari daerah curug, pacarku tidak kesurupan dan tidak lama kemudian pacarku pun akhirnya sadar. Aku menawarkannya untuk berhenti dulu sampai kondisinya membaik, namun dia berkata ingin langsung diantar pulang.
Singkat cerita aku sampai dirumah pacarku dan menceritakan semua kejadian kepada kedua orangtuanya. Pacarku hanya terdiam karena syok, kebetulan ayahnya adalah seorang ustad. Pacarku langsung didoakan oleh beliau, aku pun diberi air darinya untuk diminum. Beliau berpesan agar terus membaca doa selama aku pulang kerumah dan syukurlah tidak ada lagi kejadian gaib lagi menghampiriku setelain itu.